Rabu, 16 November 2022

Interkoneksi Hadits dan Sains Kesehatan Masyarakat

 

Makalah Interkoneksi Hadits dan Sains Kesehatan Masyarakat


Abstrak

Kesehatan adalah yang paling utama dari apa pun, sudah semestinya, nikmat ini dijaga dan disyukuri dengan sebaik mungkin. Selanjutnya di dalam keilmuan, tema yang mengenai interkoneksi hadis dan sains kesehatan masyarakat masih belum dipahami oleh  sebagian masyarakat, walaupun semisal contoh kecil dari itu. Karenanya, penulis tertarik untuk mengambil tema ini yang akan menerangkan hadis-hadis sains kesehatan masyarakat. Bahasannya lumayan simple dan mudah dipahami oleh orang-orang. Tujuan  penelitian ini dikaji, agar masyarakat bisa tahu dan paham tentang sains kesehatan di dalam hadis Nabi Saw. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif melalui studi kepustakaan. Kesimpulannya tanpa badan yang sehat, kita tak dapat melakukan sesuatu apa pun.  Harapannya, semoga masyarakat akan lebih menjaga kesehatan setelah tahu dan paham atas tema yang dibahas ini. Selain mengikuti sunah Nabi Saw., juga nantinya mendapatkan pahala dari Allah SWT.

 

PENDAHULUAN

Sains atau ilmu kesehatan masyarakat adalah teori penting yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, gambaran ini masih awam di mata masyarakat pada umumnya. Padahal, ilmu ini sangat lah sederhana. Karena nya dibutuhkan penjelasan yang menyeluruh tapi jelas. Di sini, penulis akan menjelaskan sebisa mungkin untuk dapat memahamkan masyarakat yang masih awam terhadap itu. mengenai apa itu sains kesehatan masyarakat, hingga hadis-hadis yang menjelaskan sains kesehatan masyarakat, tak lupa dengan penjelasan singkat atau inti dari hadis tersebut.

 

 PEMBAHASAN

Penjelasan dari WHO (World Health Organization) sehat berarti memperbaiki keadaan manusia, baik jasmani, rohani maupun akal, sosial dan bukan hanya memberantas penyakit.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam musyawarah nasional tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai anugerah Allah yang harus disyukuri dengan mengamalkan (perintah-Nya), dan menjaga serta mengembangkannya.

Kesehatan merupakan kondisi pada makhluk hidup untuk menggunakan seluruh organ tubuhnya secara harmonis. Bagi manusia, pemahaman kesehatan bisa dimaknai  dengan kesempurnaan keadaan jasmani, ruhani, dan sosial.[1] (WAl-Hafidz, 2010)

 Di dalam hadis Abu Hurairah tentang kesehatan manusia, di per umpama kan sebagai mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukmin yang lemah yang berbunyi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ الْمُؤْمِنَ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلِّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَلَكِنْ قُلْ قدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (أخرجه مسلم في كتاب القدر)

 

Artinya: Dari abu Hurairah ia berkata,  Rasulullah bersabda: “seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam setiap kebaikan. Peliharalah apa-apa yang bermanfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, jangan lemah semangat bila tertimpa  musibah janganlah berkata "oh " misal saja tadinya aku melakukan ini tentu berakibat seperti ini dan itu". Tetapi katakanlah "ini takdir Allah dan apa yang dikehendakinya pasti dikerjakannya". Ketahuilah bahwasanya “misal saja” dan "jikalau"  itu membuka peluang bagi setan." (H.R. Al Muslim dalam kitab Qadar). [2]

 

Berikut ini pembahasan sedikit tentang hadis-hadis sains kesehatan masyarakat:

1.      Makan berlebihan itu tidak sehat

حدثنا ابو المغيرة، قال : حدثنا سليمان بن سليم الكناني، قال: حدثنا يحي بن جابر الطا ءي، قال: سمعت الْمِقْدَامَ بْنَ مَعْدِي كَرِبَ الْكِنْدِيَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ لِنَفْسِهِ

 



[1] WAl-Hafidz, A. (2010). Dalam fiqih kesehatan (hal. 98-99). Jakarta.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua

  Bapak dan ibu, ayah dan bunda, abi dan umi, papa dan mama merupakan kedua orang tua yang sangat berjasa dan berperan atas diri kita.  Di...